Sabtu, 20 Desember 2008
TypHus Abdominalis
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
1. Typhus abdominalis ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna. ( Kapita selekta jilid 2, 2000 : 432 ).
2. Typhus abdomunalis ialah penyakit yang umumnya disertai dengan gangguan saluran cerna dan gangguan kesadaran
( Kamus kedokteran, 2005 )

2.2 Patogenesis
Bakteri masuk melalui saluran cerna, Sebagian besar bakteri mati oleh asam lambung. Bakteri yang tetap hidup akan masuk ke dalam ileum melalui mikrovilli dan mencapai plak peyeri, selanjutnya masuk ke dalam pembuluh darah ( disebut bakteri primer ). Pada tahap berikutnya, salmonella typhii menuju ke organ system retikuloendotelial yaitu hati, limpa, sumsum tulang, dan organ lain ( disebut bakteri sekunder ). Kandung empedu merupakan organ yang sensitive terhadap infeksi salmonella typhii.

2.3 Gejala
Demam lebih dari seminggu
Nyeri kepala hebat
Perut tersa tidak enak
konstipasi
Bibir kering,lidah kotor
Muncul gejala kuning

2.4 Penatalaksanaan

v Tirah baring total selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali. Seminggu berikutnya kemudian boleh duduk dan selanjutnya berdiri dan berjalan.
v Makanan harus mengandung cukup cairan , kalori , dan tinggi protein,tidak merangsang maupun menimbulkan gas.dam terutama makanan yang kita makan harus bersih.
v Obat terpilih adalah kloramfenikol , dan bila penderita alergi dapat diberikan golongan penisilin atau kotrimoksasol

TIJAUAN KASUS

3.1 Data Subjektif
Penderita merasa nyeri kepala, pusing, demam, rasa mual, dan perut terasa tidak enak.

3.2 Data Objektif
· Penderita demam remitten pada minggu pertama, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore hari dan malam hari.Minggu kedua, masih demam, dan berangsur-angsur turun pada minggu ketiga.
· Lidah pasien terlihat kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan.
· Pemeriksaan penunjang, diagnosa pasti dapat ditegakkan dengan menemukan kuman Salmonella typhii pada biakkan empedu yang diambil dari darah pasien.

3.3 Assesment
Pasien menderita typhus Abdominalis,, merasa demam, nyeri kepala, rasa mual dan perut terasa tidak enak.

3.4 Planing
· Pemeriksaan fisik
· Pemeriksaan Lab
· Tirah baring total
· Makanan harus mengandung cukup kalori, cairan, dan tinggi protein.
· Obat-obat yang dapat diberikan adalah Kloramfenikol, dapat juga diberikan golongan penisilin atau kotrimoksazol.
posted by we pLaCe @ 21.23   0 comments
Senin, 15 Desember 2008
fisiologi Nifas

2.1 Konsep Medis

2.1.1 Pengertian
Masa nifas ( Puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalin selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra- hamil. Lama nifas ini yaitu 6-8 minggu. ( Mochtar, Rustam, 1998 : 115 ).
Nifas ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. ( Obstetri Fisiologi, 1983 : 315 )
Masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. ( Wikonjosastro, 2006 : 237 )
Kala puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan normal. ( Manuaba , 1998 : 190 )

2.1.2 Periode Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.
( Mochtar, Rustam, 1998 : 115 )


2.1.3 Perubahan Fisiologi Dan Psikologi
2.1.3.1 Perubahan fisiologi
1. Sistem Reproduksi
A. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil ( involusi ) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
· Bayi lahir fundus setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr.
· Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan berat uterus 750 gr.
· Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengahan pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr.
· Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan berat uterus 350 gr.
· Enam minggu post partum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 gr.
( Mochtar, Rustam 1998 : 115 )
B. Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Macam-macam Lochia :
o Lochia Rubra ( Cruenta ) : Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban , sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari post partum.
o Lochia Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7 post partum.
o Lochia Serosa : Berwarna kuning, cairan tidak darah lagi, pada hari ke 7-14 post partum.
o Lochia Alba : Cairan putih, setelah 2 minggu.
o Lochia Purulenta : Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
o Lochiastasis : Lochia tidak lancar keluarnya.
( Mochtar, Rustam, 1998 : 116 )
C. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.
D. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
E. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, Perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
F. Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
v Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan hormone prolaktin setelah persalinan.
v Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
v Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
2. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu
3. Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kapada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan haemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penangan yang cermat dan penekanan pada ambulansi dini.
4. Sistem Gastrointestinal / Pencernaan
Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa nifas, dikarenakan kurangnya makanan berserat selama proses persalinana dan adanya rasa takut dari ibu karena perineum sakit, terutama jika terdapat luka perineum. Namaun kebanyakan kasus sembuh secara spontan, dengan adanya ambulasi dini dan dengan mengonsumsi makanan yang berserat. Jika tidak, dapat diberikan supositoria biskodil per rektal untuk melunakan tinja. Defakasi harus terjadi dalam 3 hari post partum.
2.1.3.2 Perubahan Psikologi
Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stres. Periode itu dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
§ Talking In Period
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat.
§ Taking Hold Period
Berlangsung 3-4 hari setelah post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
§ Letting Go Period
Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.
2.1.4 Penatalaksanaan
Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan perdarahan post partum.
Dilanjutkan dengan pemantauan kala IV, yaitu :
2.1.5.1 2 jam post partum
a. TPRS
b. Klien sudah BAK
c. Lochea rubra
d. TFU 2 jari dibawah pusat
e. Uterus keras
f. Darah kurang lebih 50 cc
2.1.5.2 6 jam post partum
a. Sudah dapat melakukan mobilisasi dini
b. Lochea rubra
c. TFU 2 jari dibawah pusat
d. Kontraksi uterus baik
2.1.5.3 2 hari post partum
a. Berat uterus kurang dari 500 gram
b. Lochea rubra
c. TFU pertengahan sympisis
2.1.5.4 6 hari post partum
a. Berat uterus kurang lebih 500 gram
b. Lochea sanguinolenta
c. TFU pertengahan sympisis
2.1.5.5 6 minggu post partum
a. Lochea alba
b. Berat uterus kurang dari 50 gram
c. TFU tidak teraba
d. Klien memakai KB atau sudah menentukan KB yang akan dipakai.
2.1.5 Penanganan Asuhan Masa Nifas Normal
v Mobilisasi
Kini perawatan puerperium lebih aktif dengan menganjurkan ibu nifas untuk melakukan mobilisasi dini ( early mobilization ), hal ini mempunyai keuntungan yaitu :
- Memperlancar pengeluaran lochia
- Mempercepat involusi
- Melancarkan fungsi alat gastroinstensinal dan alat perkemihan.
- Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

v Kebersihan Diri
- Anjurkan kebersihan seluruh tubuh / personal hygiene
- Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan ibu mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu. Dari depan ke belakang, baru membersihkan daerah anus. Nasehatkan ibu untuk membersuhkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
- Sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal dua kali sehari
- Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
- Kurang istirahat akan berpengaruh terhadap ibu, yaitu : mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan diri sendiri.
v Istirahat
- Anjurkan ibu untuk beristiraht cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
- Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta tidur siang atau beristiraht selama bayi tidur.
v Gizi
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
- Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.
- Minum sedikitnya 3 liter air setiap harinya ( anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
- Tablet Fe harus diminum untuk menambah gizi setidaknya 40 hari pasca bersalin, minum kapsul vitamin A ( 200.000 ) unit, agar memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.


v Senam Nifas
Senam nifas dilakukan untuk memperlancar sirkulasi drah dan mengembalikan otot-otot yang kendur, terutama rahim dan perut yang memuai saat hamil. ( Haliana, 2003 : 6 )
Latihan senam nifas dapat diberikan mulai hari kedua misalnya :
a. Ibu telentang lalu kedua kak ditekuk, kedua tangan ditaruh diatas dan menekan perut. Lakukan pernapasan dada dan pernapasan perut.
b. Dengan posis yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali
c. Kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan miksi dan defakasi
d. Duduklah pada kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha menyentuh tumit.
( Mansjoer, 2001 : 318 )
posted by we pLaCe @ 15.36   0 comments
about me
Foto Saya
Nama:
Lokasi: Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Nama ku Dwi Desiyati... Tp temen-temen manggil ku We sekarang sedang menuntut ilmu Kebidanan di STIkes Cirebon,, kalau mau kenal lebih jauh Visit di Fs Z aDD We_cuex@yahoo.com

Udah Lewat
Archives
sutbok
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. Aenean viverra malesuada libero. Fusce ac quam.
judul

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. Aenean viverra malesuada libero. Fusce ac quam.

Links
Template by
Blogger templates